Bendungan yang menjadi bukti sejarah dan terbesar dikabupaten serang dengan debit air yang cukup deras ketika musim hujan, tidak terbayangkan ketika bendungan ini dipindahkan ke bendungan yang baru, berapa lama penggerukan dan pengurugan bemdungan ini sampai saat ini dijadikan pemukkiman padat penduduk
Peninggalan jaman belanda yg sgt megah berdiri sejak 1918. layak di promosikan sbg tempat pre-wedding atau fotografi
Mudah mudahan pandemi cepat berlalu Roda ekonomi pulih kembali salah satunya sektor pariwisata bangkit lagi masyarakat sudah pada kangen untuk berwisata
Bendungan lama lamarayan merupakan bangunan peninggalan Kolonial Belanda yang selesai di bangun tahun 1925. Saat ini bangunan tersebut menjadi cagar budaya. Banyak wisatwan yang mengabadikan momen saat mengunjungu tempat ini. Biasanya dengan cara berpoto, membuat video, vlog dan membuat video singkat untuk konten youtube. Masyarakat sekitar banyak yang bermain disini biasanya para muda mudi saat sore hari banyak sekali dijumpai ditempat ini. Tempat ini menurut saya rekomendasi sekali untuk studi tour para siswa dan siswi sebagai wisata sejarah. Butuh banyak perhatian pemerintah setempat terutama menjadikan bendungan lamarayan ini agar banyak menarik wisata dari luar terutama studi tour untuk membuat artikel ilmiah. Terutama fasilitas tamu, museum perlu dibangun agar lebih menarik dan pengawasan sekitar lingkungan karena banyak muda mudi agar tidak dijadikan tempat pacaran.
Bendungan peninggalan Belanda yg msh ada, TDK diurus, TDK diperbaharui karena memang sudah TDK sifungsikan lagi. Bergnti menjadi tempat kumpul dan nongkrong2Fundalisme dari tangan2 jahil dari org yg tak bermoral dan beretika menghiasi setiap sudutnyaTDK jauh dari situ terdapat bendungan baru yg berdiri kokoh, berbeda dg bendungan lama yg terlihat suram dan angker, bendungan baru di cat berwarna-warni nan cerah.
Saya udah cape usaha tiap tahun nya yg ada malah nambahin hutang dan sekarang lagi dililit hutang yg lumayan besar
Tempatnya teduh,pas buat istirahat sekaligus mengenal bangunan sejarah Belanda.
Bagus.. walaupun sudah lama masih terlihat kokoh dan kuat..
Bendungan lama Pamarayan adalah bendungan yang sudah dialihfungsikan atau sudah tidak digunakan sebagai Bendungan karena sudah dialihkan kepada bendungan yang baru saat ini Bendungan lama sudah masuk ke dalam situs sejarah atau tempat-tempat yang dikategorikan ke dalam cagar budaya khususnya di Kabupaten Serang sudah masuk ke dalam aset kebudayaan Kabupaten Serang
Bagus dan nyaman
Enak buat nYantai2
Tahun 2008 pertama kali datang ke tempat ini pas acara panen ikan dwngan cara menyurutkan air sungai
Bendungan lama Pamaryan dikenal didaerah sekitarnya namanya jempatan puyih
Ibra steam emang mantap dari pelayanan saya cuci mobil ya bersih
Bagus,jalan ny..juga bisa wisata lokal
Tempat yg enak buat foto2..seperti berada di benteng belanda yg tangguh..padahal itu bendungan air yg dibuat semasa kolonial belanda
Tempat bersejarah nasional.. Banyak cerita kecil disini... Cuma sayang kurang terawat
Cba dulu
Aset wisata lokal kab serang. Harus ditingkatkan lagi dari semua sisi
Wah ternyata di tempat yang paling indah dan menarik ya tempat ini
Bendungan Pamarayan adalah bendungan yang di buat pada masa kolonial Belanda yang sekarang sudah beralih fungsi menjadi wisata bendungan lama Pamarayan
Warna warni bendungannya sangat menarik dipandang mata. Jalannya jg sudah full beton. Gowes kesana sangat menyenangkan.
Bendungan lama pamarayan.yg di bangun pd jaman penjajahan.dan sekarang menjadi tempat wisata sejarah
Mantap peninggalan sejarah buat di musiumkan dan menjadi tempat wisata yg paling menarik👍👍
Tempat berenang waktu kecil ..bnyak ikan,a gde di sni
Mantap pokoknya Gedung Putih yang keren peninggalan sejarah
Kalau bisa prasana nya lebih di perhatikan lagi
Nilai sejarah yg tertancap disini ..mengingatkan kita.
Sangat unik
Tidak ada aornya -_-
Tempatnya nyaman untuk bersantai di pagi hari
Salah satu situs bersejarah yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemprov Banten, bendungan pamarayan lama ini dibangun pada masa kolonial Hindia Belanda seiring dengan kebijakan penerapan politik etis di Hindia Belanda salah satunya dalam bidang irigasi. Kini bendungan lama ini menjadi salah satu obyek wisata di Banten
Di sini bisa melihat situ peninggalan belanda, yaitu jembatan lama, pokonya kalu berkunjung kesini bagus untuk selvi, dan jangan lupa main ke jembatan baru melihat indahnya air di jembatan
Tempat ini adalah salah satu situs bersejarah peninggalan tentara Belanda pada jaman penjajahan, yang hingga kini masih berdiri
Cuma lewatin ajah kmrn gak sempet mampir, bagus sih kayaknya, dijadikan taman gitu buat selfie ataupun santai sore, adem
Cocok buat nyore
Ya ada ajh pokonya mh
Salah Satu Peninggalan sejarah Pada masa penjajahan Belanda
Bendungan peninggalan Belanda yang kini menjadi salah satu situs bersejarah di Banten
Tempatnya keren,suasananya juga clasik mantap
Wisata tempo dulu...belajar arsitektur...dengan budaya yg beragam
Kampung halaman
Peninggalan Belanda yg masih terjaga
Luar biasa kokoh.
Bendungan Lama Sebagai Bukti Sejarah dan Akhirnya Dijadikan Situs...
Bendungan lama Pamarayan salah satu situs peninggalan jaman Belanda.Pada zaman dahulu tepatnya pada tahun 1048 didaerah ini dipimpin oleh seorang raja yang bernama Raja Wel Wina, sebelumnya di daerah ini telah di bangun jaringan-jaringan irigasi kecil sederhana dan Irigasi tertua adalah yang di bangun oleh Sultan Ageng Tirtayasa pada sekitar abad ke 17 yang di kenal sebagai kanal sultan. Namun ketika Belanda menjajah bagian barat Indonesia tepatnya didaerah Banten sampai ke wilayah Pamarayan, awalnya colonial Belanda hanya ingin mengambil rempah-rempah tetapi lama-kelamaan orang Belanda berinisiatif membuat jembatan untuk pengairan di lahan pertanian dan untuk mempermudah mobilitas mereka dalam mengambil rempah-rempah didaerah tersebut. Jembatan tersebut dibangun tahun 1901 faktanya tertulis pada Almanak yang tertera pada salah satu pintu air. Jembatan ini biasa disebut dengan nama Jembatan Putih atau Bendung Pamarayan Lama.Bendung Pamarayan Lama mempunyai beberapa bagian bangunan antara lain saluran irigasi sepanjang ratusan meter yang dilengkapi dengan 10 pintu air berukuran raksasa. Diameter setiap pintu hampir 10 meter lebih yang merupakan bangunan utama. Selain itu Bendung Pamarayan Lama juga memiliki dua menara yang terletak di sisi kanan dan kiri bendungan.Untuk menggerakkan setiap pintu air yang dibuat dari baja tersebut, pemerintah Belanda menggunakan rantai mirip rantai motor yang berukuran besar. Sepuluh rantai dikaitkan pada roda gigi elektrik yang terletak di bagian atas bendungan. Roda-roda gigi yang berfungsi untuk menggerakkan pintu air berjumlah puluhan di dalam 30 bok tipe 1,2 dan 3 (berukuran sedang) dan roda gigi tipe 4 dan 5 (berukuran besar). Setidaknya ada 20 as kopel berdiameter sekitar 7 centimeter dan panjang 1,5 meter sebagai penghubung roda gigi di setiap pintu air.Pada saat itu yang mengerjakan jembatan tersebut adalah orang-orang pribumi dan para pekerja dari daerah jawa yang dipekerjakan oleh orang belanda. Proyek bendungan ini selesai dikerjakan pada tahun 1914 dan air mulai disalurkan pada tahun 1918, disamping bendungan ini terdapat bangunan yang di gunakan oleh kolonial belanda untuk MEMBAYAR upah para pekerja atau biasa di sebut dengan tempat ” PAMAYARAN ” dalam bahasa Sunda karena bendungan ini di bangun di daerah yang kebanyakan penduduknya menggunakan bahasa sunda,Warga pribumi hanya dibayar atau mendapat imbalan atas pekerjaannya hanya dengan dibayar dengan uang logam Wel Wina dengan cara pakai takeran tidak diperhitungkan dengan rinci, entah takeran uang ataupun takeran jagung. Pokoknya ukuran hanya 1 (satu) takeran. Mulai pada saat itu munculah keributan antara warga pribumi yang meributkan imbalan yang diberikan oleh Belanda. Semakin lama semakin berlanjut keributan tersebut, dan pada akhirnya daerah tersebut menjadi sebutan PAMAYARAN para pekerja jembatan pada masa penjajahan colonial Belanda. .Dengan semangat juang dan kesatuan dari warga Indonesia akhirnya Bangsa Indonesia berhasil merebut KE-MERDEKAAN¬-NYA dari tangan penjajahan Belanda.Kini dengan perbendaharaan kata yang semakin banyak dan bahasa yang semakin berkembang sebutan PAMAYARAN berubah menjadi PAMARAYAN yang kini menjadi nama sebuah kecamatan di Kabupaten Serang Provinsi BANTEN.